- Selat Malaka Mencekam: Polisi Lepaskan Tembakan Saat Kejar Kurir 90 Kg Sabu
- Sukseskan Program Asta Cita Presiden, Polsek Pujud Tanam Jagung Dilahan Seluas 1 Hektare
- Danlanud Lepas 117 Prajurit Kopasgat ke Perbatasan RI-PNG
- Tim TABUR Kejati Sumsel Berhasil Amankan DPO Kasus Pencurian, Andi Mulya Bakti Bin Toni
- Polres Kampar Ungkap Kasus Curanmor, 13 Sepeda Motor dan 1 Tersangka Diamankan
- Gelar Operasi Keselamatan, Satlantas Kepulauan Meranti Bagi-Bagi Coklat Kepada Pengendara
- Hadir di Musda KNPI Kab Kep Meranti, Kapolres Ajak Bersinergi Pelihara Kamtibmas
- Fakta di Balik Upaya Penggulingan Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun
- Dalam Kisruh PWI Tak Ada Unsur Korupsi, Isu Cashback Itu Adalah Fee Marketing
- Alfedri, Bujang Kampung Sarana Pemkab Berikan Kemudahan Layanan dan Tampung Aspirasi Masyarakat
Hamas Buka Suara usai PM Netanyahu Sebut Qatar Mediator Bermasalah

Jakarta, VokalOnline.Com - Kelompok perlawanan di Palestina Hamas buka suara usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Qatar sebagai mediator bermasalah.
Dalam rilis resmi, Hamas menyebut Qatar justru memainkan peran aktif dalam menghentikan agresi Israel di Gaza, demikian dikutip Al Jazeera, Kamis (25/1).
Selain itu, Hamas menilai kesepakatan pertukaran tahanan yang sebelumnya tercapai juga karena mediasi Qatar.
Israel dan Hamas sempat menyepakati jeda kemanusiaan pada November lalu. Perjanjian damai ini mencakup pertukaran tahanan, jeda pertempuran, hingga pengiriman lebih banyak bantuan ke Gaza.
Di kesempatan ini, Hamas juga menyebut pernyataan Netanyahu merefleksikan posisi Israel yang sesungguhnya untuk menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan.
Netanyahu sebelumnya menyebut Qatar mediator yang problematik saat bertemu keluarga sandera.
Pernyataan dia terekam dalam audio yang bocor dan disiarkan media Channel 12, pada Selasa.
"Qatar, menurut saya, pada hakikatnya tak berbeda dengan PBB. Pada dasarnya tak ada bedanya dengan Palang Merah, dan dalam beberapa hal bahkan lebih bermasalah," ujar dia, dikutip CBC News.
Lebih lanjut, Netanyahu juga mengaku telah meminta Amerika Serikat untuk menekan Qatar dan Hamas.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich juga memberikan komentar serupa.
"[Qatar] sponsor utama Hamas," kata dia.
Qatar sementara itu merasa tersinggung dengan komentar pejabat Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, tak menyangka pernyataan itu diduga keluar dari Netanyahu.
"Kami terkejut dengan dugaan pernyataan yang diatribusikan kepada Perdana Menteri Israel dalam berbagai pemberitaan media tentang peran mediasi Qatar," kata Al Ansari, dikutip Reuters.
Pemerintah Qatar juga menganggap pernyataan Netanyahu "tak bertanggung jawab dan merusak.
Qatar merupakan mediator dan berperan penting sebagai perantara dalam upaya negosiasi Israel dan Hamas.(fit)**
Berita Terkait :
