Kerjaan Anak Anak, Misi Terselubung Sosialisasi HGU PT SBP Cuma Warung Kopi
Kenapa Bukan Lewat Pemerintah

Publisher Vol/Zul Riau
21 Okt 2024, 22:28:05 WIB
Kerjaan Anak Anak, Misi Terselubung Sosialisasi HGU PT SBP Cuma Warung Kopi

Undangan PT SBP milik Dedi Handoko melakukan sosialisasi HGU di warung kopi


Inhu, VokalOnline.Com - PT Sinar Belilas Perkasa (SBP) tampaknya menjalankan strategi "busuk" melakukan sosialisasi Hak Guna Usaha (HGU) yang mereka beli dari PT Alam Sari Lestari (PT ASL) pailit, seperti berunding anak anak. Melalui undangan resmi yang dikirimkan oleh Estate Manager PT SBP Benedigtus Sidabutar, undangan tersebut khusus kepada kelompok petani Skip Hilir  Viktor Rosa.

Dalam undangan tersebut seolah petani di panggil satu satu (comot,red) undangan berisikan, PT SBP mengajak Viktor Rosa untuk hadir pertemuan mediasi dan sosialisasi HGU PT SBP di warung kopi, Cafe Gurindam di Pematang Reba, pada Selasa, 22 Oktober 2024, pukul 09.00 WIB. 

Surat undangan bernomor 039/KBN/SBP/X/2024 itu tampaknya, menjadi bagian dari rangkaian upaya perusahaan untuk mendapatkan dukungan atas penyerobotan lahan masyarakat petani di Skip Hilir Kecamatan Rengat yang selama ini di claem masuk HGU lelang PT ASL yang di beli oleh PT SBP namun bertahun menjadi lokasi perkebunan masyarakat.

Surat undangan yang terkesan biasa tersebut, rupanya menyimpan misi yang lebih besar, yaitu untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan petani Skip Hilir serta para pemangku kepentingan terkait penguasaan lahan kebun masyarakat di Skip Hilir yang dituduhkan masuk dalam HGU. 

Sepeti yang disampaikan petani di Skip Hilir Kamaruzaman dan Pranoto, menjelaskan sosialisasi HGU itu cara murahan dan seperti runding anak kecil di warung kopi. Sangat jelas itu upaya menyerobot kebun petani sawit di Skip Hilir. Sudah sering cara cara membuat bujuk rayu, dan iming iming perusahaan kepada perwakilan petani. Namun, nantinya masyarakat tetap dirugikan.

"Kalau mau sosialisasi HGU PT SBP baiknya melibatkan pemerintah daerah, Bupati dan DPRD, BPN serta Camat dan para Kades juga lurah dengan menghadirkan seluruh petani di areal HGU tersebut, sebab kami sudah menyampaikan persoalan lahan kami di Skip Hilir ke Pemda Inhu ," kata Kamaruzaman yang dibenarkan rekanya Sahman.

Konflik yang sempat memanas antara petani di Skip Hilir dengan pereman suruhan PT SBP sudah kerap terjadi, belum lakam ini ketika perusahaan PT SBP yang membeli PT ASL hendak menyerobot lahan masyarakat di Skip Hilir menggunakan alat berat, sempat terjadi konflik yang mencekam.

"Kenapa sosialisasi HGU PT SBP sepertinya tidak resmi, melalui pertemuan di warung kopi pula. Mau suasana terlihat lebih cair dan tidak formal untuk membujuk petani menyerahkan tanah. Ah... Akal bulus aja itu untuk mengorbankan petani di Skip Hilir," kata Sahman dengan nada tinggi.

Para petani sawit di Skip Hilir menilai, bahwa langkah sosialisasi undangan ke salah satu perwakilan petani hadir di warung kopi lebih terkesan sebagai "Pendekatan personal" yang berpotensi menyamarkan isu-isu penting terkait hak hak petani Skip Hilir dan hak-hak masyarakat yang sudah belasan tahun mempertahankan haknya yang di tuduh masuk HGU.

Salah satu petani di Skip Hilir Victor Rosa  mengaku heran atas undangan PT SBP soal mensosialisasikan HGU tersebut kepada dirinya. "Pertanyaan besarnya adalah, apakah mediasi tersebut akan berjalan secara terbuka dan mempertimbangkan seluruh aspek yang relevan, termasuk kepentingan seluruh petani di Skip Hilir," kata petani yang kerap dipanggil Ori ini.

Kehadiran PT SBP yang membeli PT ASL Pailit dan upaya menguasai lahan masyarakat di Skip Hilir dengan cara paksa, memasukan alat berat ke lahan masyarakat Skip Hilir. Sudah bentuk arogansi pihak perusahaan seperti menggunakan beking saja.

"Jika hendak sosialisasi HGU dan sebagainya oleh PT SBP, hendaknya secara terbuka dan transparan di ruang publik yang lebih formal, agar semua pihak bisa memberikan masukan dan pandangan mereka secara adil," kata Viktor Rosa.

Upaya penyerobotan lahan petani di Skip Hilir Kecamatan Rengat, beberapa kali diserobot oleh PT SBP, yang membuat lokasi kebun mencekam, bahkan menjadi isu nasional. "Kami akan sampaikan surat terbuka kepada bapak presiden Prabowo Subianto," kata sejumlah petani di Skip Hilir.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT SBP belum bisa dihubungi, ketika Dedi Handoko yang disebut sebut sebagai pemilik PT Sinar Belilas Perkasa juga tidak bisa dikonfirmasi. **Vol/01

Berita Terkait :




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment