- Yayasan Umat Beragama Buddha Kepulauan Meranti Gelar Buka Puasa Bersama di Lapas Selatpanjang
- Wakil Bupati Muzamil Baharudin Safari Ramadhan di Desa Insit Kecamatan Tebingtinggi Barat
- Wakil Bupati Muzamil Lantik 9 Pejabat Pemkab Kepulauan Meranti
- Peduli Lingkungan Sekitar Pabrik PT SBL, Salurkan Bantuan ke Masyarakat Sekitar
- KPSB Kepulauan Meranti Berbagi Takjil di Bulan Ramadan
- Plh Sekda Siak Luruskan Informasi Tentang Penundaan Pembayaran THR
- Pesantren Kilat dan Berbagi Takjil, Inisiatif SDN 017 Sungai Guntung dalam Memaknai Ramadhan
- PT KAS Terus Berperan Aktif dalam Pembangunan Sarana Ibadah di Inhu
- SMA 7 Bagikan 150 Paket Bansos Untuk Siswa dan Masyarakat Sekitar
- Kepedulian SMAN 8 Pekanbaru: Menyalurkan Bantuan Sosial kepada Siswa Kurang Mampu dan Masyarakat
Lemparan Arhan Bikin Pelatih Vietnam Dihujat Habis-habisan

Jakarta, VokalOnline.Com - Pelatih timnas Vietnam Philippe Troussier dihujat habis-habisan karena tidak mampu mengatasi lemparan ke dalam Pratama Arhan yang berujung gol kemenangan Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/3).
Gol Egy Maulana Vikri pada menit ke-52 pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 merupakan gol ketiga Indonesia menghadapi Vietnam asuhan Troussier yang berawal dari lemparan Arhan. Dua gol lainnya terjadi pada semifinal SEA Games 2023.
Sejumlah pemain Vietnam mengaku sudah mempelajari lemparan ke dalam Arhan dan telah memiliki strategi untuk menghadapinya. Namun, tetap saja tim The Golden Stars kebobolan lewat situasi serupa. Sebuah insiden yang membuat Troussier sangat marah di bench Vietnam.
Pelatih veteran Vietnam, Doan Minh Xuong, mengaku kesal Timnas Indonesia bisa menang tipis lewat skema gol lemparan ke dalam. Eks pelatih Vietnam U-20 itu menyebut Troussier tidak belajar dari pengalaman.
"Yang jelas Troussier dan asistennya tidak mengambil pelajaran apapun dari gol yang terjadi di SEA Games. Bahkan dalam gol yang terjadi akibat lemparan ke dalam Pratama Arhan, kami punya Vo Minh Trong dan Phan Tuan Tai. Saya tidak menyalahkan pemain, mereka hanya korban."
"Yang jadi masalah di sini adalah cara perhitungan pelatih. Mengapa mengetahui senjata ampuh Indonesia adalah bola-bola tinggi dan lemparan ke dalam, namun tetap membiarkan Minh Trong, Tuan Tai, dan Bui Tien Dung bermain bertahan? Mengapa bek berpostur tinggi seperti Nguyen Thanh Binh, Nguyen Thanh Chung, dan Vu Van Thanh tidak dimainkan?" ujar Minh Xuong dikutip dari VnExpress.
Sementara pengamat sepak bola Asia Tenggara, Rhysh Rai, bingung dengan cara bertahan Vietnam di kotak penalti yang diterapkan Troussier. Mantan pemain asal Singapura itu menyoroti tiga pemain Vietnam di kotak penalti yang tidak mengawal Egy Maulana, Sandy Walsh, dan Justin Hubner.
"Indonesia memiliki jumlah pemain yang sangat banyak dibandingkan Vietnam di area penalti. Saat Arhan melempar bola, saya tidak mengerti peran tiga pemain Nguyen Hoang Duc, Do Hung Dung dan Nguyen Dinh Bac. Padahal mereka hanya berdiri di posisi tanpa menjaga lawan. Kenapa mereka tidak mundur untuk menjaga lawan," kata Rai.
"Saya tidak tahu bagaimana Troussier mengatur pemain bertahan dalam situasi ini, jadi saya hanya mengatakan apa yang saya lihat," ucap Rai.(fit)**
Berita Terkait :
