Mari Kita Jual HPN
Catatan Ian Situmorang

Publisher Vol/fit Opini
14 Feb 2025, 16:08:44 WIB
Mari Kita Jual HPN

Ian Situmorang.


VokalOnline.Com - Memang tidak mudah mencari sisi positif dari sikap buruk yang dipertontonkan orang lain. Sebagai contoh, perilaku sekelompok wartawan yang mengaku sebagai pengurus PWI legal dan menuding pihak lain abal-abal jelas merupakan tindakan yang tidak terpuji. Namun, soal imitasi atau yang asli hanya bisa dibuktikan melalui respons dan partisipasi anggotanya, serta legalitas yang diberikan oleh pemerintah. Dalam hal ini, PWI yang dipimpin oleh Hendry Chaerudin Bangun (HCB) adalah yang sah.

Sangat aneh, Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2025 dilaksanakan di dua lokasi. Di Banjarmasin, lebih dari 1.500 wartawan dari 30 provinsi hadir meriah, mengikuti berbagai kegiatan. Meski ada masalah dan preseden buruk, saya justru melihat beberapa hal positif. Misalnya, kekompakan dan persahabatan yang tercipta di antara peserta yang hadir di Banjarmasin. Sayangnya, saya tidak bisa menggambarkan suasana di tempat lain.

Biarlah waktu yang menjawab kapan para pihak yang berbeda ini akan kembali bersatu dalam PWI dengan suasana damai, meredakan emosi. Seperti halnya dalam membangun rumah tangga, ada kalanya terjadi gesekan dan rujuk kembali.

HPN Mandiri

PWI didirikan di Solo pada 9 Februari 1949 dan telah merayakan ulang tahunnya yang ke-79 dalam berbagai kondisi. Peringatan tersebut selalu diselenggarakan dengan dukungan finansial dari pemerintah daerah yang berbeda-beda.

Namun, setelah pelaksanaan HPN di Banjarmasin, saya muncul dengan ide untuk menjadikan PWI lebih mandiri. Sudah saatnya PWI tidak lagi bergantung pada pendanaan dari pemerintah daerah. PWI bukanlah organisasi komersial, tetapi juga tidak boleh menjadi parasit. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan mencari sponsor dan bekerja sama dengan stasiun televisi. Nama besar PWI sangat layak untuk dijual dan PWI bisa membangun hubungan simbiosis dengan perusahaan, termasuk BUMN di berbagai daerah.

Tahun depan, ada tiga kandidat yang bersaing menjadi tuan rumah HPN berikutnya. Tentu ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi dan akan diverifikasi. Namun, dari pengalaman di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Agustus 2024, di mana Banjarmasin menjadi tuan rumah Porwanas dan HPN, saya melihat model yang sangat berhasil. Menggabungkan dua acara besar di kota yang sama memungkinkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan acara serta pendanaan.

Ada satu hal lagi yang perlu dipikirkan: PWI bisa membuat kontrak kerja dengan daerah penyelenggara untuk dua tahun berturut-turut, bukan hanya untuk satu kali.

Ini semua masih ide yang bisa didiskusikan lebih lanjut. Tujuan utamanya adalah membuka wawasan, dan siapa tahu, pada 9 Februari 2026, HPN dapat disaksikan langsung oleh pemirsa televisi di seluruh Indonesia.

Mari kita jual event HPN dan melangkah maju!(*)

Berita Terkait :




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    View all comments

    Write a comment