Microsoft Ungkap Kabar Positif, AI Tak Ambil Alih Pekerjaan Manusia

Publisher Vol/fit Teknologi
01 Nov 2023, 22:33:25 WIB
Microsoft Ungkap Kabar Positif, AI Tak Ambil Alih Pekerjaan Manusia

Microsoft Indonesia membuka hasil studi soal efek AI terhadap pekerjaan. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)


Jakarta, VokalOnline.Com - Microsoft Indonesia mengungkap kecerdasan buatan (AI) tak mengambil alih pekerjaan manusia, tapi mengubah fokusnya.

"AI mengubah fokus dalam sebuah pekerjaan, enggak mengambil alih pekerjaan," ucap President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, di kantornya, Jakarta, Senin (30/1).

Menurut dia, AI sebenarnya sudah lama hadir. Namun, teknologi ini jadi makin mendunia lantaran sudah punya kemampuan yang menyamai manusia (human parity) dalam beberapa hal.

Contohnya, ChatGPT yang bisa membalas pertanyaan dengan jawaban logis.

Sejumlah studi menyebut AI akan menggantikan banyak pekerjaan manusia. Laporan Goldman Sachs yang berjudul The Potentially Large Effects of Artificial Intelligence on Economic Growth, misalnya.

"Memakai data terkait pekerjaan di AS dan Eropa, kami menemukan dua pertiga pekerjaan saat ini akan terekspos oleh automatisasi dan AI generatif bisa menggantikan seperempat pekerjaan yang ada saat ini," menurut keterangan resmi lembaga tersebut.

"Mengekstrapolasi estimasi kami secara global, kami menilai AI generatif dapat berdampak setara 300 juta pekerjaan penuh waktu," lanjut Goldman Sachs.

Meski begitu, riset tersebut menyebut AI tetap bisa memacu produktivitas global dalam dekade mendatang.

Dharma melanjutkan "bagaimanapun juga AI hanya dapat bekerja dengan data yang diberikan manusia, dan dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi manusia."

Studi bertajuk 'Dampak Ekonomi AI Generatif: Masa Depan Pekerjaan di Indonesia' yang dikeluarkan oleh Access Partnership bekerja sama dengan ELSAM dan didukung Microsoft, mengungkapkan potensi menjanjikan.

Bahwa, penggunaan AI Generatif untuk melengkapi aktivitas kerja dapat membantu membuka kapasitas produksi hingga US$243,5 miliar di seluruh perekonomian Indonesia atau setara dengan 18 persen Produk Domestik Bruto (PDB) RI 2022.

"Jadi kapasitas untuk melakukan kegiatan produksi yang sekarang ada diperbesar, diperkuat dengan AI," jelas Dharma.

Bagaimana caranya?

Pertama, AI fokus pada aktivitas non-rutin yang bisa menghasilkan impact. Menurut Dharma, hal ini didukung hasil survei Microsoft yang menyebut 75 persen karyawan mendelegasikan sebaik mungkin kepada AI untuk mengurangi beban pekerjaan.

Kedua, AI berkontribusi terhadap pengambilan keputusan termasuk dengan memproses informasi dalam jumlah besar dan membuat konten baru.

Survei pun mendukung hal ini. Bahwa, pekerja di Indonesia bukan cuma menggunakan AI untuk pekerjaan admnistratif (84 persen), tapi juga pekerjaan analitik (87 persen) dan creative aspect (88 persen).

Ketiga, persiapan yang lebih besar.

Untuk merealisasikan peluang tersebut, laporan yang sama mengungkap sedikitnya tiga aspek yang perlu menjadi perhatian. Yakni, meningkatkan akses dan pemakaian, manajemen risiko, dan mendorong inovasi.

Semuanya dengan menyertakan elemen tanggung jawab sebagai fondasi utama.

"Ini adalah sebuah awal Indonesia dan seluruh dunia mengalami demokratisasi AI. Semua tergantung pada kita merealisasikan potensinya," tandas Dharma.(fit)**

Berita Terkait :




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment